Selasa, 19 Mei 2009

Pondok Pesantren Lahirkan Manusia Yang Berbudi

Jakarta, 18/5 (Pinmas)--Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di tanah air memiliki peran yang sangat penting bagi melahirkan manusia yang unggul dan berakhlak karimah atau berbudi. Karena itu harus terus menerus mendapatkan perhatian semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat.

Demikian dikemukakan Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf pada acara Halaqah Ulama dan Tokoh Pendidikan yang berlangsung 16-17 Mei di Malang, Jawa Timur. Kegiatan yang diikuti pimpinan pondok pesantren bertajuk �Penguatan pendidikan akhlakul karimah dalam sistem pendidikan nasional, refleksi dan proyeksi.� diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.

Menurut mantan Menteri Negara Urusan Daerah Tertinggal ini, kondisi pondok pesantren saat ini belum bisa dikatakan menggembirakan, baik santri maupun guru-guru pesantren. �sekarang banyak yang hapal Alquran tak ada yang urus- keleleran,� ujar Gus Iful sapaan akrab cucu KH Bisri Syamsuri ini.

Karena itu, lanjutnya, para guru atau santri yang menghapal Alquran harus mendapat perhatian negara. �Paling tidak guru-guru yang mengajar harus mendapatkan priorotas,� imbuhnya.

Namun ia juga mengkritis para kiai yang memimpin lembaga pendidikan tidak secara total, seperti kiai-kiai atau ulama di masa lalu, sehingga melahirkan murid-murid yang mumpuni dan handal menjadi tokoh di masyarakat.

�Sekarang kelihatannya setengah-setengah, para kiai juga terjun ke politik ada di DPR. Ngurus pesantrennya setengah, ngurus DPRnya juga setengah,� seloroh Gus Iful dalam acara yang juga dihadiri Wakil Gubernur Kalimantan Timur Farid Wadjdi dan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Prof Dr Imam Suprayogo.

Wagub Kalimantan Timur Farid Wadjdi mengemukakan, pihaknya senantiasa berupaya menghilangkan dikotomi antara pendidikan agama- madrasah dengan pendidikan umum. �Langkah itu bahkan sudah saya lakukan sejak jadi Kakanwil,� ujar mantan Kakanwil Depag di propinsi yang sama ini.

Sekarang ini menjelang seratus hari sebagai Wagub, kata Farid, semua guru baik di madrasah maupun sekolah umum mendapat insentif yang sama sebesar Rp 1 juta per bulan.

Sementara Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Prof Dr Imam Suprayogo memaparkan tentang lembaga pendidikan yang dipimpinnya yang memadukan antara tradisi kampus dan pesantren. �Menurut sejarah ternyata yang mendirikan perguruan tinggi Islam itu kiai atau ulama, tapi setelah berdiri dilupakan. Tugas saya mengembalikan ini kepada kiai, dan agar �kerasan� saya dirikan pesantren,� papar Imam. (ks)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar